KISAHKU BERSAMA MEREKA
Tulisan ini saya buat menjadi langkah awal saya ingin berbagi
cerita kepada seluruh pembaca, karena setiap kita pasti punya cerita hidup yang
berbeda. Mungkin banyak tulisan-tulisan saya berkutnya mengenai cerita hidup
saya yang saya alami. Setelah genap dua puluh tahun hidup di dunia ini rasanya
ingin tertawa dan menangis haru ketika teringat kenangan masa lalu yang sangat
kaya sehingga bisa membentuk saya saat ini.
Hampir sembilan tahun lamanya saya tinggal dilingkungan asrama, Yaaa
enam tahun menjadi santri dan tiga tahun berjalan ini menjadi pengasuh asrama. Jelas
banyak kisah, suka, duka, gundah, dan lara. Awalnya sangat tidak mudah
menjalani kehidupan jauh dari orang tua, tidak ada keluarga dekat sama sekali diperantauan
ini membuat saya harus berjuang hidup mandiri dan menjadi manusia yang mencari
jati diri. Cerita masa lalu saya akan saya bahas ditulisan berikutnya, sekarang
saya akan berceita tentang pengalaman saya menjadi pengasuh asrama (musyrif) di
sebuah madrasah yakni Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta.
Tahun ajaran 2019/2020 ini saya mendapat tugas untuk mendampingi
adik-adik kelas 4 Aliyah, kalau ditempat umum kelas 1 SMA/SMK/MA. Perasaan saya
pertama kali ada ketakutan dan ada sedikit rasa pesimis dalam diri, takut
diremehkan atau bahkan takut tidak bisa mengatur kelas dengan baik dan saya
jelas berfikir akan banyak kasus yang akan berdatangan (hehe). Awal tahun
berjalan seperti biasa tidak ada tanda-tanda kenakalan dari anak-anak, Alhamdulillah
masih aman. Pada pertengahan tahun mulai nampak potensi anak-anak yang perlu
pengawasan khusus mulai dari yang keluar malam, tidak tidur diasrama dan banyak
hal lain yang jelas kalau anda pernah mondok pasti tahu lah. disinilah hati
saya harus bermain dan harus bisa mengatur diri. Emosi dan capek jelas terasa, namun
semua itu mau tidak mau harus dijalani karena saya sudah siap menanggung amanah
yang berat ini. Mengawasi 23 anak selama 24 jam setiap hari jelas tidak mudah
ada yang main tidak pamit ada pula yang sakit harus saya jaga. Memang tugas
yang tidak mudah, saya harus bisa berperan sebagai bapak, ibuk, kakak, teman,
hingga penegak keadilan dalam kehidupannya apalagi ini anak kelas satu SMA
dimana pikiran mereka sudah mulai berkembang dan daya kritis mereka sedang
muncul-munculnya serta mereka sedang belajar untuk menjadi manusia peralihan
remaja menuju dewasa.
Tantangan jelas ada, dicibir dibelakang dan dimusuhi jelas ada. Apa
yang harus saya lakukan kalau sudah begitu. semakin bertambahnya usia jelas
memberikan hikmah dalam diri saya untuk mencoba berfikir lebih mendalam bagaimana
menghadapi sebuah permasalahan. Sabar menjadi kunci utama dalam menghadapi sebuah
masalah ketika bersabar maka rasakanlah akan banyak hikmah yang didapatkan. Berbicara
tulus dalam hati menjadi langkah kedua dalam menghadapi masalah, yang saya
rasakan ketika saya berbicara dari hati kehati bersama anak dalam pengawasan
khusus ternyata mereka mau untuk berkata jujur dan mengakui kesalahannya
sehingga tidak perlu nada tinggi dalam mengulik sebuah masalah, memang mendidik
anak-anak peralihan dewasa gampang-gampang susah tapi kembali lagi kita harus
sabar dan legowo. Terakhir dalam mengahadapi anak-anak dengan pengawasan khusus
yakni harus banyak bersyukur karena Allah masih memberikan nikmatnya rasa letih
dan nikmatnya mengurusi anak orang yang tidak sedikit jumlahnya karena tidak
semua orang bisa merasakan bahkan tidak semua orang bisa mengahadapi anak-anak
yang memiliki beragam pemikiran dan karakter dari berbagai macam daerah di
Indonesia ini. Dengan adanya rasa sabar, legowo, dan bersyukur ini hati terasa tenang
dan dingin sehingga masalah dapat teratasi dengan baik dan kehidupan berjalan
sedikit lancar. Sampai dipenghujung tahun akhirnya harus ada yang gugur karena
berbagai macam alasan harapan semoga mereka yang meneruskan perjuangan di
sekolah lain agar selalu menjaga semangatnya dalam beribadah dan menuntut ilmu,
yang masih melanjutkan ditutup dengan foto bersama dan pengondisian belajar
secara daring karena adanya wabah virus corona.
Namun pada akhirnya melihat perkembangan anak remaja yang sedang
belajar untuk menjadi dewasa sangatlah bangga ketika melihat mereka bisa
mengurusi event sekolah yang besar, belajar menjadi pemimpin dalam organisasi,
belajar kritis melalui diskusi-diskusi, belajar memanage teman-temannya dalam
lingkup asrama. Melihat mereka berkembang sangat bangga rasaya apalagi melihat
senyum semangat mereka yang memberikan harapan semoga mereka kelak menjadi
pemimpin-pemimpin yang arif, bijaksana, dan mampu mengambil keputusan yang
tepat serta harapan terbesar adalah mereka bisa bermanfaat bagi masyarakat
serta tidak lupa untuk beribadah kepada sang maha pencipta. Terima kasih atas
pengalaman dan cerita hidup selama kurang lebih delapan bulan ini yang sangat
berharga, semua dapat dilalui dengan doa dan tekat yang kuat untuk menjadi
hebat. Salam hangat dari saya...
Yogyakarta, 24 Maret 2020
Komentar
Posting Komentar