Mewujudkan Nilai Luhur Pancasila Dalam Kehidupan


Foto : Dokumen Google


Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri lebih dari 18.000 pulau, tak kurang dari 700 bahasa daerah, dan lebih dari 200.000.000 penduduk ini harus selalu dijaga dan dipertahankan keutuhannya sebagai wujud “Bhineka Tunggal Ika” yang selalu dibawa luhur oleh burung garuda sebagai tanda kesetiaan warga negara terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. 01 Juni merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia atas perjuangan para pahlawan bangsa dalam mewujudkan cita-cita Indonesia merdeka. Bapak proklamasi kita Ir. Soekarno dalam sidang  ‘Dokuritsu Junbi Cosakai’ atau yang kita kenal dengan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) menyampaikan pidatonya terkait dasar negara yang bernama Pancasila berisi lima poin utama yakni (1) Kebangsaan Indonesia, (2) Internasionalisme atau perikemanusiaan, (3) Mufakat dan demokrasi, (4) Kesejahteraan sosial, serta (5) Ketuhanan yang maha esa. Pidato yang disampaikan oleh Ir. Soekarno diterima oleh para anggota BPUPKI untuk selanjutnya dibentuk panitia sembilan yang bertugas merumuskan dan menyusun undang-undang dasar yang mengacu pada pidato Ir. Soekarno. Setelah melalui berbagai macam proses persidangan dan permusyawaratan akhirnya rumusan Pancasila Ir. Soekarno dapat diramu untuk dicantumkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang kita kenal hingga kini, yaitu :

1.      Ketuhanan yang Maha Esa.

2.      Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3.      Persatuan Indonesia.

4.      Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan.

5.      Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.


Kini setelah 75 tahun Pancasila lahir sebagai dasar ideologi negara Indoneisa mampukah segenap warga masyarakat yang tinggal didalamnya untuk selalu menjaga nilai-nilai luhur Pancasila yang telah ditanamkan oleh para tokoh sebagai wujud cinta dan kepribadian bangsa? Sebagai masyarakat tentunya kita harus mampu untuk menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan, sebab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia memiliki potensi dan kemampuan yang tinggi dalam mewujudkan persatuannya. Pancasila merupakan dasar penting dalam menunjang hidup bangsa Indonesia, maka dapat kita resapi bersama lima sila yang dijadikan sebagai dasar ideologi bangsa merupakan buah pemikiran luhur yang harus diterapkan sebagai jalan kehidupan bangsa Indonesia ini. Nilai yang terkandung dalam Pancasila yang diejawantahkan oleh pribadi masing-masing masyarakat telah melahirkan banyak perbuatan baik dalam membangun bangsa menuju kemajuannya seperti budaya gotong royong yang telah berlangsung dalam dinamika masyarakat pedesaan maupun perkotaan serta sikap sopan santun bangsa Indonesia kepada siapapun telah membuktikan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beradab lagi berkepribadian luhur. Namun dalam pelaksanaan berkehidupan tentunya ada berbagai rintangan dalam menjaga spirit kebhinekaan seperti hawa nafsu dan rasa egoisme dalam diri yang menyebabkan nilai luhur Pancasila kian merapuh dan semakin bias kekuatannya. Konflik berbau ras, suku, dan agama juga menjadi pelemah dalam menjaga keutuhan negara sehingga bangsa ini mudah terombang ambing dan terbawa oleh isu-isu dan berita hoax yang semakin banyak bertebaran didunia maya. Maka sudah seharusnya nilai luhur Pancasila selalu terpatri dalam sanubari dan dilaksanakan dalam keseharian sebagai penguat identitas bangsa sehingga konflik remeh-temeh dapat kita hindari bersama.


Dalam mempenringati hari lahirnya Pancasila ke-75 ini pesan presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo "Kita bersyukur bahwa Pancasila tetap menjadi bintang penjuru untuk menggerakan kita semuanya. Menggerakkan persatuan kita dalam mengatasi semua tantangan, menggerakkan rasa kepedulian kita untuk saling berbagi," serta "Nilai-nilai luhur Pancasila harus kita hadirkan secara nyata dalam kehidupan kita. Pancasila harus menjadi nilai yang hidup dan bekerja dalam kehidupan kita," dari pesan tersebut tentunya dapat kita resapi bahwa Pancasila harus kita gelorakan dalam keseharian sehingga dapat menggerakkan sendi-sendi kehidupan yang dapat menyelesaikan berbagai masalah dan tantangan yang dihadapi secara bersama-sama sehingga bangsa Indoensia tetap utuh sebagai bangsa yang menjunjung tinggi perbedaan serta memunculkan sikap toleransi yang kuat agar kemajuan negara Indonesia dapat terwujud bukan sekedar isapan jempol belaka. Bangsa Indonesia butuh anak-anak muda yang siap menjadi pemimpin dan penggerak nasionalisme serta memberikan semangat kuat dalam membentuk karakter dan kepribadian bangsa sehingga terwujud Indonesia Emas sebagai tonggak utama peradaban luhur. (Mufti Alhakiki)

Komentar