Menyambut Idul Fitri Ditengah Ketidakpastian Pandemi



Ilustrasi www.freepik.com


Ramadan 1441 Hijriah telah pergi meninggalkan kita, saatnya kita sambut kemengan dengan suka cita. Idul fitri kali ini jelas berbeda degan tahun-tahun sebelumnya, idul fitri yang dirasakan kali ini masih berada dalam masa pandemi yang entah kita tidak dapat ketahui dengan pasti kapan akan berakhir. Harapan dan doa selalu dipanjatkan agar segera berkahir, namun yang terjadi sampai saat ini masih bertambah banyak jumlah penderitanya. Sebagian masyarakat Indonesia ada yang sudah menyerah dengan keadaan karena situasi diri mereka yang harus dipertahankan sedangkan sebagian yang lain ada yang masih berjuang bahkan menambah semangatnya untuk tetap melawan musuh yang tidak kasat mata ini. Banyak spekulasi mengenai waktu berakhirnya pandemi ini mulai dari Juni, Juli, September, tahun depan, dua tahun mendatang, hingga ada yang mengatakan pandemi ini tidak bisa hilang seutuhnya dari muka bumi sehingga kita harus bisa hidup berdampingan dengannya. Bagi saya pribadi jika memang situasi pandemi korona ini masih berlangsung lama maka langkah yang harus kita lakukan adalah jangan menyerah terlebih dahulu, kerahkan seluruh tenaga yang kita miliki untuk melawan pandemi korona ini namun jangan berhenti berusaha untuk mencari rezeki yang telah ditetapkan Allah agar kita tetap dapat bertahan hidup ditengah kondisi yang memaksa kita untuk berkreasi dan berusaha semaksimal mungkin. 


Kemenangan yang kita raih setelah sebulan penuh kita belajar dan menempa diri dengan perjuangan maksimal yang telah dilakukan jangan sampai menjadi sia-sia, setelah melalui Ramadan yang penuh keberkahan jangan pernah lepas untuk selalu meminta pertolongan Allah. Sebagai manusia, usaha dan amal-amalan yang telah dilaksanakan kita serahkan seluruhnya kepada Allah sebagai pembalas ganjaran atas apa yang telah dilaksankan. Jadikan momentum idul fitri ini sebagai gerbang baru dalam memasuki fase kehidupan yakni dengan menjadi manusia yang iman dan taqwanya meningkat dan selalu penuh harap kepada Allah. Maka seperti yang sudah pernah penulis tuliskan sebelumnya dalam artikel berjudul “Ramadan : Madrasah Iman dan Taqa Manusia” (bisa dilihat di kweeksnews.com dan afdholhakiki.blogspot.com) harapannya setelah Ramadan usai bukan berarti amal baik dan perbuatan baik yang dilakukan selama bulan Ramadan juga usai tetapi kedepan harus dilaksanakan secara istiqomah dengan penuh keikhlasan, lebih baik lagi jika mampu untuk ditingkatkan dengan semangat Fastabiqul Kahirat (berlomba-lomba dalam kebaikan) sehingga menjadi insan utama yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Jadikan ketaqwaan dan keimanan yang telah dipupuk dengan baik selama Ramadan  sebagai senjata dan tameng  yang dapat digunakan untuk menumpas kebathilan dan perbuatan keji lagi munkar selama sebelas bulan mendatang. Kehidupan kedepan masih menjadi misteri apakah akan lebih sulit dari yang telah kita jalani sebelumnya atau tidak, yang saat ini kita bisa lakukan adalah memaksimalkan harapan hanya kepada Allah serta selalu berusaha mendapat ridho-Nya. Maka percayalah, Allah selalu bersama hambanya yang mau untuk mengingat-Nya di segala kondisi sebagai jalan utama untuk mendapat tiket masuk ke dalam surga yang luasnya seluas langit dan bumi sedang kita kekal didalamnya. 


Idul fitri kali ini juga memaksa kita untuk tetap dirumah sehingga anjuran pemerintah dan berbagai ormas agama Islam untuk melaksanakan sholat Ied dirumah. Tentu sholat Ied yang kita laksanakan dirumah menjadi pengalaman baru dan berkesan pada setiap keluarga bahwa setiap anggota keluarga yang sudah baligh dituntut untuk dapat menjadi imam bagi keluarganya masing-masing. Idul fitri kali ini juga dianjurkan untuk tidak bersalam-salaman dan silaturrahim serta mengganti tradisi tersebut melalui virtual dimasa darurat pandemi korona saat ini. Walaupun dalam kondisi seperti ini diharapakan jalinan silaturahmi tetap terjalan, permusuhan lagi dendam tetap dihilangkan, saling bantu-membantu tetap dilaksanakan, dan ibadah tetap dapat dilaksanakan. Semoga dengan sampainya kita pada hari yang fitri dibulan Syawal ini medapat predikat taqwa dan keimanan yang kuat sehingga kita dapat menjalankan perintah agama dengan ikhlas dalam kondisi apapun serta tetap sehat dan semangat. (Mufti Alhakiki)

Komentar