Menghimpun Aksi Selama Pandemi


Foto freepik.com



Pendemi korona di Indonesia belumlah usai, jumlah kasus penduduk yang positif terjangkit virusnya masih kian bertambah besar dan bertamah banyak. Tercatat dalam web kemkes.go.id hingga hari Sabtu 06 Juni 2020, sebanyak 30.514 korban positif keganasan virus korona. Namun dalam kehidupan keseharian kita di Indonesia penangganan virus korona kini telah memasuki babak barunya. Warga Indonesia kini perlahan sudah diperbolehkan untuk berkegiatan seperti sediakala dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat, penyebutannya baru booming sekarang dengan nama kenormalan baru.

 

Selama tiga bulan lalu ketika PSBB secara ketat dilaksanakan dan pemerintah menginstruksikan kepada masyarakat untuk bekegiatan dirumah saja (Wrok From Home). Adanya instruksi untuk berkegiatan dirumah berdampak pada kegiatan sosial, ekonomi, kesehatan, serta spiritual masyarakat. Meningkatnya jumlah penggangguran, kesejahteraan masyarakat yang menurun drastis, dan kegaduhan atas informasi yang bertebaran selama pandemi membuat sebagian masyarakat Indonesia tergerak untuk melakukan aksi-aksi sosial untuk menyelamatkan bangsa dari keterpurukan.


Disini penulis mencoba menghimpun gerakan-gerakan sosial masyarakat selama pandemi. Walaupun kita sudah bisa kembali berkegiatan dengan kenormalan baru namun aksi-aksi sosial yang telah berlangsung dapat terus dilakansakan sebagai kegiatan yang bermanfaat demi terwujudnya Indonesia sejahtera. Gerakan yang telah dilakukan baik secara individu maupun kelompok masyarakat diantaranya :


Solidaritas Pangan

Aksi sosial ini merupakan inisasi kelompok masyarakat generasi millenial diberbagai daerah. Banyak kelompok pemuda daerah yang telah melaksanakan aksi ini seperti di Yogyakarta, Magelang, Temanggung, Surabaya, dan banyak daerah lainnya.


Tujuannya tidak lain membantu masyarakat yang terkena dampak pandemi korona yang memaksa para pekerja harian untuk tetap dirumah tanpa pemasukan dan yang nekat berjuang keluar rumah demi mencari upah. Kegiatannya berupa pembagian makanan siap santap dan bahan pokok (Sembako) yang dibagikan secara berkala. Mereka juga membuka donasi kepada seluruh masyarakat dermawan yang ingin turut membantu. Pembaca bisa juga turut mengikuti kegiatannya dengan memantau akun instagramnya masing-masing dengan keyword solidaritas pangan.


Relawan Online

Demi mengakal berita hoax yang bertebaran di media sosial terkait virus korona, para mahasiswa kedokteran bekerja sama dengan berbagai macam pihak seperti kementrian, pemerintah , maupun pihak swasta membentuk relawan online. Tugasnya memliki peranan penting dalam memberikan edukasi masyarakat mengenai informasi tentang virus korona dan memberikan pemahaman kepada masyarakat bagaimana mereka harus bersikap dalam mengahdapinya.


Bentuk kegiatannyapun sangat menarik, yakni menggunakan kemajuan teknologi yang dimiliki pada era revolusi industri 4.0. para relawan diberi pelatihan melalui jejaring media sosial setelah mereka paham dan siap untuk beraksi; para relawan menyebarkan vidio, poster, pesan berantai melalui media sosial yang dimiliki seperti WhatsApp, instagram, Twitter, Face Book, dan lainnya. Selain itu para mahasiswa kedokteran juga bisa melakukan anamnesis kepada masyarakat yang dilakukan setiap hari jika ada pasien yang memiliki gejala Covid-19.


Konser Amal

Para pekerja seni tak mau ketinggalan, dengan jiwa seni nan kreatifnya menghadapi masa pandemi juga kian berkembang. Banyak musisi-musisi papan atas maupun papan bawah yang mengadakan konser virtual sebagai wujud eksistensi diri dan kreativitas selama pandemi serta menggalang dana untuk para korban keganasan Covid-19. Tak jarang dana amal yang dapat dikumpulkan bisa mencapai ratusan juta hingga milyaran rupiah.


Dermawan Perorangan

Selain aksi sosial yang dilakukan oleh kelompok orang, kegiatan perlawanan terhadap virus korona juga dilakukan oleh perorangan. Banyak publik figur baik itu artis, selebriti, tokoh agama, maupun tokoh politik ikut menyedekahkan sebagian bahkan hampir seluruh hartanya untuk membantu penanggulangan virus korona.


Penjelasan diatas merupakan sebagian kecil dari aksi-aksi yang telah dilakukan selama pandemi berlangsung. Masih banyak aksi lain yang belum disebutkan karena keterbatasan. Penulis berharap kepada seluruh pembaca walaupun kita telah memasuki kenormalan baru jangan sampai pebuatan baik yang telah kita lakukan selama pengetatan pandemi tidak dilaksanakan kembali, selalu berbuat baik dimanapun dan kapanpun merupakan sebuah keniscayaan mutlak. (Mufti Alhakiki)

Komentar